Djaduk Ferianto, salah satu seniman Indonesia yang juga adik Butet Kertaredjasa meninggal dunia. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (13/11) pukul 02.30 WIB dini hari tadi dan akan dimakamkan di makam keluarga Sembungan, Kasihan, Bantul.
Berdasarkan penuturan kakaknya, Otok Bima Sidharta, Djaduk meninggal karena serangan jantung.
“Katanya istrinya (Djaduk meninggal) jam 03.00 WIB karena serangan jantung,” katanya.
Sebelumnya, Djaduk tidak pernah mengeluh soal kesehatannya, terutama yang berkaitan dengan jantung. Padahal, yang sempat mendapat perawatan intensif di rumah sakit karena penyakit jantung adalah kakaknya, Butet Kertaredjasa.
Dikutip dari Mayo Clinic, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
1. Riwayat keluarga
Faktor risiko serangan jantung dapat berasal dari riwayat keluarganya. Jika ada saudara kandung, orang tua, bahkan nenek atau kakek yang mengidap penyakit ini, mungkin orang tersebut akan lebih berisiko tinggi mengalami serangan jantung.
2. Usia
Faktor risiko umur ini berbeda pada pria dan wanita. Pada pria, lebih cenderung mengalami serangan jantung di usia 45 tahun ke atas. Sementara pada wanita rentan di usia 55 tahun. Semakin bertambahnya usia, dapat meningkatkan risiko otot jantung melemah dan menebal.
3. Hipertensi
Seiring waktu, tekanan darah yang tinggi pada tubuh dapat merusak arteri yang mengalirkan darah ke jantung. Keadaan ini memicu terjadinya serangan jantung.
Sesuai dengan julukannya sebagai ‘silent killer’, seringkali serangan jantung tidak menunjukkan gejala apa-apa. Mulai periksakan secara rutin agar dapat terhindar dari serangan jantung.
4. Diabetes
Diabetes termasuk salah satu faktor penyebab serangan jantung. Tingginya kadar gula darah pada tubuh bisa langsung menyebabkan aliran darah tidak lancar.
Selain itu, saat tubuh tidak memproduksi cukup hormon untuk dikeluarkan melalui pankreas (insulin) atau tidak merespon insulin dengan baik, akan menyebabkan kadar gula darah meningkat (diabetes). Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko mengalami serangan jantung.
5. Merokok
Merokok jelas dapat menyebabkan serangan jantung dan meningkatkan risikonya hingga 40 persen. Hal ini terjadi karena senyawa kimia yang terdapat di dalam rokok tersebut. Risiko ini akan semakin meningkat hingga 4-9 kali lipat jika orang tersebut menghabiskan minimal sebungkus rokok dalam sehari.
6. Stres
Stres yang terlalu sering terjadi dapat mempengaruhi kerja organ tubuh, hormon, dan metabolisme. Hormon stres yang meningkat dapat meracuni saraf dan organ, akibatnya daya tahan tubuh menurun.
Pada jantung, stres dapat merangsang sistem saraf dan membuatnya terganggu dengan detakan jantung yang tidak teratur hingga mengganggu pembuluh darah. Pada akhirnya, jika stres berlangsung terus menerus serangan jantung dapat terjadi secara tiba-tiba dan berakibat fatal.
Sumber : https://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-4783548/siapa-saja-yang-berisiko-kena-serangan-jantung-cek-di-sini?single
Dsg MKT : Senin, 18 November 2019